Selasa, 08 Juli 2014

Jejak#7 : Keajaiban dataran tertinggi di Tanah Jawa (Dieng Plateau)

Jumat Mubarak bertepatan dengan tanggal 30 Mei 2014, saya dan delapan teman yang lain menuju daerah yang saya belum pernah melihatnya di belahan Indonesia manapun. Perjalanan dari Jogja sekitar 4 jam menuju ke tempat  itu. Perjalanan malam, sekitar pukul 23.00 WIB, membuat  kami terlelap di mobil EFL yang kami sewa. Di Temanggung kami berhenti sejenak menjemput satu teman, jadilah kami besepuluh.

Pukul 03.00 WIB dini hari, Alhamdulillah kami sampai di daerah tujuan. Ada beberapa rombongan lain yang juga berhenti di pangkal  wisata. Disini sangat dingin sekali. Bak di Korea, asap keluar dari mulut kami yang sedang berbicara. Mengencangkan baju hangat dan memakai sarung tangan, saya keluar dari mobil untuk meregangkan otot dan mencari kamar kecil. Saya melihat rombongan lain menghidupkan api untuk menghangatkan diri. Saya juga melihat plang-plang penginapan di sekitar bertuliskan "Dieng Plateau".

Jejak saya kali ini adalah dataran tinggi Dieng. Belum seterkenal tempat wisata alam lainnya, tetapi dataran tertinggi di tanah Jawa ini menyajikan pesona alam yang sangat menakjubkan. Mulai dari tempat pemburuan matahari di bawah langit biru, pemandangan negri atas awan, dan pesona surga alam yang masih tersembunyi lainnya. Masya Allah.

Menjelang subuh, kami mencari mesjid ke arah tujuan wisata pertama. Sesampainya di mesjid, kami turun menuju kamar mandi. Subhanallah, benar-benar dingin. Menjejakkan kaki di lantaipun sudah membuat kami tak berani menyentuhnya sebentar saja. Walaupun demikian, kami tak urung mengambil wudhu walaupun terasa sangat sangat dingin. Kaki saya sampai terasa kaku. Setelah membaca beberapa informasi di internet, benar, dieng merupakan daerah yang sangat dingin, Suhunya mencapai 10-15 derajat Celcius, bahkan bisa mencapai minus derajat Celcius.

Setelah shalat Subuh kami menuju tempat wisata pertama, Bukit Sikunir. Tak disangka, di kaki bukit, banyak wisatawan yang akan bersiap mendaki bukit. Pemandangan sekitar masih sangat gelap. Cahaya matahari belum muncul sedikitpun saat kami masih di kaki bukit. Demi memburu matahari, sang golden sunrise, kami yang ditemani oleh pemandu dengan gagah berani mulai mendaki Bukit Sikunir. Saya sangat menikmati tiap tapak yang saya daki. Walaupun sebelah kiri jurang, saya tidak merasa ada ketakutan saat itu. Sudah hampir sampai. Matahari sudah memberi aba-aba akan terbit dari sebelah timur. Pancaran cahaya yang sangat indah membuat banyak orang tak sabar melihat bola emas itu keluar dari ufuk timur. Sebelum sampai puncak, kami berhenti sejenak menikmati pesona alam yang indah. Pinus-pinus turut menghiasi pemandangan. Siluet gunung sekitar mulai terlihat. Cahaya-cahaya yang malu-malu berpancar dan awan-awan bak lautan membuat saya sangat merindukan negeri atas awan ini.
Negeri Atas Awan Bukit Sikunir
Pendakian ini akhirnya sampai. Masya Allah, Kami berada di puncak bukit Sikunir yang terletak di desa tertinggi Pulau Jawa. Banyak wisatawan yang sudah bersiap-siap mengabadikan pertunjukan alam yang hanya bisa dilihat di tempat-tempat tertentu. Walaupun banyak orang yang menggunakan SLR dan tongsis, kami tetap percaya diri tersenyum di depan kamera digital dan kamera Handphone kami :D.

Tepat pukul 06.00 WIB, bola emas itu keluar perlahan-lahan. Sangat indah. Sangat indah sekali. Saya terpaku melihatnya. Tak henti-hentinya kami memuji sang Maha Pencipta. MasyaAllah. Alhamdulillah. Segala rasa dingin, kaki kaku dan lelah telah sangat-sangat terobati. Saya yang sebelumnya belum pernah melihat sang surya terbit, benar-benar terpana. Tak terlupakan rasa itu. Walaupun saya tidak pernah melihatnya di tempat lain, saya yakin pemandangan ini tak kalah indahnya.
Golden Sunrise (copy)
Setelah kami termanjakan oleh pemandangan golden sunrise, kami langsung menuruni Bukit Sikunir. Di dataran tinggi Dieng masih banyak tempat yang harus kami jelajahi. Hampir mendekati kaki bukit, kami disambut oleh pemandangan telaga kecebong. Subuh tadi, saya tidak tahu kalau ada telaga ini. Karena langit  masih gelap, keindahan telaga kecebong tidak dapat terlihat. Konon, diberi nama kecebong karena bentuk telaga seperti kecebong. Ada juga yang mengatakan bahwa banyak kecebong di dalamnya. Wallahu'alam. Yang pasti, telega tersebut juga memanjakan mata setiap orang yang melihatnya. Disini, kami juga melihat ladang-ladang milik warga. Ladang tersebut banyak di tumbuhi cabai, kentang dan terlihat beberapa pohon carica. Carica merupakan buah khas Dieng. Pohon dan buahnya seperti pepaya, tetapi lebih kecil dan rasanya juga berbeda. Buah carica dijadikan oleh-oleh khas dieng dalam bentuk manisan.

Telaga Kecebong (copy)
Dataran tinggi dieng mempunyai beberapa kawah vulkanik yang masih aktif.  Salah satunya adalah Kawah Sikidang yang merupakan tujuan menarik kami kedua. Tempatnya tidak terlalu jauh dari Bukit Sikunir. Mendekati Kawah Sikidang, pemandangan yang awalnya segar berwarna hijau berubah menjadi asap-asap yang keluar dari bumi. Memang sangat berbeda, kawasan kawah sikidang terlihat tandus dengan asap-asapnya. Bau belerang sudah terasa di pinggiran kawasan kawah sikidang. Di pinggiran kawah, terdapat warung-warung makanan dan tempat parkir. Sesuai rencana, sebelum menelurusi kawah kami sarapan terlebih dahulu. Carica juga dijual disini.  Kami memborongnya sebagai oleh-oleh untuk dibawa ke Jogja.
Carica Manisan Khas Dieng
Setelah perut terasa kenyang, kami lanjut memasuki kawasan kawah. Kawasan ini begitu tandus dan berbukit-bukit. Bau belerang semakin menyengat. Alhamdulillah kami semua sudah antisipasi, kami menolak tawaran para penjual masker. Lalu kami pakai masker yang sudah kami bawa. Tak berapa lama memasuki kawasan ini, kami menemukan ibu2 penjual batu belerang. Mereka mempromosikan kalau belerang dapat menghilangkan jerawat dan menghaluskan kulit. 
Ibu Penjual Batu Belerang (copy)
Hanya saya dan kelima teman yang berhasil menaiki bukit-bukit hingga berjumpa dengan sebuah kawah besar. Teman-teman yang lain merasa kelelahan dan tidak tahan dengan bau yang semakin menyengat. kawah besar yang kami lihat berisi campuran air dan lumpur yang terus menggelegak. Menurut informasi, suhu kolam ini mencapai 98 derajat Celcius bahkan lebih. Sungguh Panas. Di tepi kolam dipasang pagar dan peringatan tidak boleh berdiri di pinggir kawah. Konon cerita, ada pengunjung yang berani berdiri di bibir kawah dan alhasil kakinya terperosok. Ketika diangkat, kakinya meleleh dan hanya tinggal tulang. Seram. Harus ikuti petunjuk!

Ada yang menarik, saya salut dengan bapak penjual telur. Dengan memanfaatkan pagar, bapak itu menempel nama jualannya "telur rebus kawah". Ya benar, telur yang dijual itu direbus di kawah yang menggelegak. Dengan alat seperti pancing, bapak penjual menggikat telur di ujung kail pancingan. Sayang, saya tidak mencicipinya karena teman-teman terus mengajak keliling, tidak mau menunggu telur hingga matang. Tapi, secara kesuluruhan pemandangan alam disini sangat eksoktik. Saya dan teman-teman lain sangat menikmatinya. 

Kawah Sikidang (copy)
Perjalanan kami lanjutkan ke tujuan wisata ketiga. Di balik rimbunnya bukit-bukit dan pepohonan terdapat telaga yang sangt cantik, Telaga Warna. Dengan tiket hanya seharga Rp. 2000, kami memasuki pintu gerbang telaga. Sungguh indah. Indah sekali telaga berwana biru kehijauan yang dikelilingi bukit-bukit ini. Saya merasa tenang disini, pemandangan telaga sungguh menakjubkan. Tiap spot sayang untuk ditinggalkan sehingga kami berlama-lama mengabadikan tempat ini tiap spotnya. Airnya tenang, berwarna biru kehijauan. Beberapa bagian terdapat letupan-letupan air mendidih karena telaga ini mengandung sulfur yang cukup tinggi.
Telaga ini dikenal sebagai telaga yang berwarna-warni. Dari bawah, kami tidak bisa melihat degragasi yang menjadi daya tarik telaga ini. Untuk melihatnya, lagi-lagi kami harus mendaki bukit yang lumayan tinggi, bukit Sidengkang. Penjalajahan dieng dari subuh tadi cukup melelahkan kami. Tetapi, untuk mendapatkan pemandangan yang indah, kami tetap semangat mendaki bukit. Beberapa kali kami berhenti untuk mengumpulkan tenaga. Hingga kami mendengar suara-suara pengunjung, kami semakin bersemangat! Alhamdulillah sampai. Dan benar, kami menemukan telaga ini lebih cantik. Dibawah sana kami melihat hamparan telaga yang dikelilingi oleh pepohohan dan bukit-bukit. Degradasi warna ungu di pingirnya, kemudian bergerak kedalam warnanya menjadi hijau, dan di pusat yang cukup lebar warnanya menjadi hijau pucat kebiruan. Sungguh mempesona. Dari bukit ini, kami juga melihat telaga Pengilon, telaga berwarna coklat yang bisa digunakan untuk berkaca. Masya Allah.
Telaga Warna dan Telaga Pangilon dari Bukit Sidengkang
Dari telaga ini kami lanjut ke tujuan wisata keempat, Gardu Pandang Tieng. Selama perjalan menuju kesini, saya sudah terlelap pulas. Terasa Lelah. Terasa berat untuk bangkit. Tetapi, saya tidak mau meninggalkan pemandangan dari tempat-tempat wisata Dataran Dieng ini. Akhirnya saya bangkit. Di tempat ini, kami bisa melihat hamparan Dieng yang luas. Bukit- bukit, rumah-rumah warga, serta ladang-ladang kentang terlihat dari sini. bangunan sederhana ini biasanya digunakan untuk transit para wisatawan Dieng.
Gardu Pandang (copy)


Pemandangan dari Gardu Pandang (copy)
Setelah ini, kami lanjut ke tempat tujuan wisata terakhir. Kami menuju agrowisata perkebunan Teh Tambi. Perkebunan ini tepat berada di lereng Gunung Sindoro sehingga menampilkan pesona alam yang indah. Udara yang sejuk membuat kami ingin berlama-lama disini, tetapi karena perut mulai lapar dan belum Shalat Dzuhur kami segera pulang. Kami menuju Temanggung rumah salah satu teman, Dinia, sebelum lanjut ke Jogja.
Alhamdulillah, hari ini begitu istimewa. Sekitar pukul 19.00 WIB, saya sudah berada di Kos kembali. ^_^


Muara Enim




9 Ramadhan 1345 Hijriah

Rabu, 02 Juli 2014

Kita Menangkan "Games" di Bulan Ramadhan Penuh Berkah Ini


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Umat muslim telah memasuki bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Bulan ini selalu dirindukan. Bulan Ramadhan dimana turunnya Alquran merupakan bulan yang melatih umat muslim menjadi semakin bertaqwa. Jangan sampai kita menyia-nyiakan bulan rahmat penuh ampunan ini sebagai bekal kita di akhirat nanti.

Cuplikan khutbah Rasulullah menyambut Bulan Ramadhan:
" Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yang paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-NYA.Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. "

Secara lengkap Khutbah Rasulullah menyambut bulan Ramadhan bisa dilihat di Link ini ya..

Melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan harus sesenang seperti saat kita bermain Mario Bross (games indoor waktu kecil dulu). Bahkan zaman teknologi canggih saat ini, terdapat banyak permainan-permainan berburu koin yang sering dimainkan mulai dari anak kecil hingga dewasa. Ketika bermain games tersebut, kita pasti sangat semangat mengumpulkan poin-poin yang sedang kita mainkan. karena poin-poin yang kita kumpukan itu sampai jumlah tertentu, kita mendapat berbagai bonus contohnya saja bonus nyawa :D. Ada lagi, ketika dipermainan, kita dapat menemukan ikon spesial seperti senjata, kekuatan, de el el yang segera kita kumpulkan.

Waktu kecil, saya suka sekali bermain Mario Bross. Saat itu sekitar tahun '98-an zaman-zamannya Sega dan PS. Karena saya perempuan, saya tidak dibelikan permainan itu. Walupun demikian, saya sering ikut bermain bareng dengan sepupu saya, bang Arif, sampai-sampai tak ingat waktu. Sewaktu SMA, saat itu sudah memiliki komputer, saya tidak menemukan Mario Bross di komputer saya. Setelah mengecek Game House  di komputer, saya menemukan permainan Varmintz. Pasti sudah pernah memainkannya kan? Coba deh lihat di komputer atau laptop? Sudah taukan? Iya benar, permainan yang sudah cukup lama ini menceritakan tentang empat musang yang mengoleksi telur emas dan memelewati beberapa rintangan seperti menghindari mobil, orang, hewan, truk dan tak ketinggalan kereta api. Permainan ini membuat pemainnya terasa sangat gemas dan sayang kalau ada telur emas yang tertinggal. Halangan dan rintanganpun dengan gesit dihindari. Saat ini, tentu banyak permainan berburu koin (poin) yang ada di Laptop, Handphone, Tablet, Ipad, Iphone, de el el yang mudah di akses. 

Begitu juga pada saat Ramadhan, amalan-amalan yang kita kerjakan ibarat poin-poin yang harus kita kumpulkan. Mulai dari ibadah wajib sampai ibadah sunnah. kita harus tahu arena games yang kita lewati. Mulai dari adzan magrib sampai adzan magrib selanjutnya, kita harus tau apa saja amalan-amalan yang bisa kita raih. Seperti games di atas, kita harus semangat kalau ingin mengumpulkan banyak koin. kita harus gesit melawan hawa nafsu kita yang berat untuk melakukan ibadah. Kita juga harus menikmati ibadah yang kita lakukan hingga menghasilkan keikhlasan dan ridho Allah.

Sebagai contoh  "poin-poin yang bisa kumpulkan" (amalkan): 
(Bagi laki-laki dianjurkan selalu Shalat berjama'ah di mesjid) 
  • Salat Magrib berjama'ah dilanjutkan Shalat sunnah Rawatib Ba'diyah, kalau sudah selesai buka dan beres-beres langsung berjalan menuju mesjid sebelum adzan Isya. 
  • Sesampai di Mesjid langsung melaksanakan salat sunnah mesjid.
  • Manfaatkan waktu sebelum adzan isya dengan tilawah Quran.
  • Setelah Adzan Isya, jangan lupa doa setelah mendengar Adzan (kalau belum hafal, segera dihafal ya ^_^)
  • Lanjutkan dengan Shalat sunnah Rawatib Qabliyah, Isya Berjama'ah, dan sunnah Rawatib Ba'diyah.
  • Dengar Tausyiah/ Kultum dengan Khusyuk (Di mesjid dekat rumah saya, selalu ada Tausyiah sebelum salat tarawih)
  • Shalat Tarawih dan witir.
  • Tilawah quran.
  • Sebelum tidur, wudhu dan membaca ayat kursi dan 3 surah terakhir Alquran.
  • Bangun Sepertiga malam, qiyamul lail dilanjutkan dengan tilawah, menambah hafalan, atau Muraja'ah.
  • Membantu/ mempersiapkan Sahur.
  • Sahur dan banyak berdoa di waktu sahur.
  • Memasuki waktu shubuh, menjalankan Shalat sunnah Rawatib Qabliyah dan Shalat Subuh berjama'ah (sangat dianjurkan bagi laki-laki untuk berjama'ah di mesjid).
  • Setelah Shalat Subuh, tilawah sebanyak-banyak, bisa juga menghafal atau muraja'ah, kemudian dilanjutkan dengan membaca wirid (Alma'tsurat).
  • Riyadhoh (olahraga), insyaAllah ini juga bernilai ibadah loh :). Tetapi bukan asmara subuh yang berkedok olahraga, nah lho..
  • Memasuki waktu Dhuha, menjalankan shalat dhuha dengan memaksimalkan jumlah raka'at jika memiliki waktu yang luang di pagi hari. 
  • Sebelum shalat sesaat setelah wudhu, sempatkan shalat sunnah Wudhu. Minimal sekali dalam sehari. Atau kapan saja setelah berwudhu bisa melaksanakan shalat sunnah wudhu. Ini merupakan ibadah yang paling mudah dan ringan karena terdiri dari dua rakaat saja, tetapi ibadah yang mudah ini sering kali kita abaikan. Padahal, Bilal bin Robbah sudah terdengar terompah di syurga karena rutin mengerjakan sholat sunnah wudhu. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepada sahabat bilal: "ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga? Sahabat Bilal menjawab: tidak ada amal ibadah yang paling aku harapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka’’. (HR. Bukhari).
  • Memasuki waktu dzuhur, melaksanakan Shalat sunnah Rawatib Qobliyah, mengusahakan Dzuhur berjama'ah, dan sunnah Rawatib Ba'diyah.
  • Tilawah Qur'an.
  • Memasuki waktu Ashar, melaksanakan Shalat sunnah Rawatib Qobliyah, kemudian mengusahakan Ashar berjama'ah.
  • Tilawah Qur'an.
  • Dzikir/ wirid (Alma'tsurat) petang hari.
  • Memberi ta'jil.
  • Alhamdulillah buka Puasa :D.
Selain amalan-amalan di atas kita harus menggunakan waktu kita sebaik mungkin. Misalnya selalu mengisinya dengan dzikir, selalu beristighfar, membaca buku yang bermanfaat, menShare nasihat yang bermanfaat atau tausyiah di media sosial ataupun SMS, mengisi kegiatan bermanfaat, de el el.

Di Ramadhan ini kita juga harus punya target. Misalanya saja memperbanyak tilawah dengan mengkhatamkan minimal sekali selama ramadhan, menambah hafalan beberapa surat atau bahkan sejuz atau lebih (MasyaAllah), de el el.  Ramadhan adalah bulan dimana alquran pertama kali turun, oleh karena itu mari kita memperbanyak tilawah. Setiap satu huruf yang kita baca dihitung satu kebaikan oleh Allah.
"Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitab Allah maka baginya satu kebaikan karenanya, dan satu kebaikan itu dengan sepuluh perbandingannya, aku tidak mengatakan “alif laam miim” itu satu huruf, tetapi alif itu satu huruf, lam itu satu huruf, dan mim itu satu huruf. (HR At-Tirmidzi)
Alhamdulillah, apalagi dibaca pada saat Ramadhan. InsyaAllah berlipat-lipat pahala yang kita peroleh. Alhamdulillah, MasyaAllah.


Ayo sahabat, kita semangattt..
Kita menangkan "Games" di Bulan Ramadhan Penuh Berkah... :)
Semangat Berburu Pahala di Bulan Ramadhan Penuh Berkah.. :)
Kalau kita aja semangat main games yang belum tentu beroleh pahala, manalagi Ibadah-ibadah di bulan ramadhan yang beroleh pahala berlipat ganda... :D

InsyaAllah selepas Ramadhan ini, kita menjadi insan yang semakin bertaqwa pada Rabbnya, Allah SWT.. Aamiin..


Muara enim



5 Ramadhan 1435 Hijriah

Selasa, 01 Juli 2014

Cahaya itu Mengubah Rasa: Kunang-kunang Malam


Cahaya itu sangat indah di tengah gelapnya malam. Cahaya indah itu bergerak-gerak kesana kemari. Cahaya indah itu berkelap-kelip menyampaikan pesan. Cahaya itu bukan berasal dari benda mati seperti halnya lampu, tetapi cahaya kecil itu berasal dari mahluk hidup ciptaan Allah Swt.

Kunang-kunang diciptakan Allah dengan sempurna dan unik. Allah melengkapi tubuhnya dengan zat kimia khusus, yaitu lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Zat-zat tersebut bekerja dan bereaksi dengan oksigen kemudin menghasilkan energi.  MasyaAllah. Kunang-kunang  merupakan penghasil energi cahaya paling efisien yang berasal dari alam.  Hampir 100% energi yang dimilikinya akan disalurkan menjadi cahaya. Hal ini sangat signifikan apabila dibandingkan dengan bohlam yang hanya sekitar 10 % energinya sebagai cahaya dan selebihnya menjadi panas. Karena kunang-kunang tidak menghasilkan panas, maka cahaya yang dihasilkannya sering disebut sebagai cahaya dingin (Luminescence).

Selain terlihat indah, Allah melengkapi cahaya pada kunang-kunang karena memiliki banyak manfaat untuk kunang-kunang itu sendiri. Pada saat larva, cahaya ini dapat melindungi larva dari gangguan predator. Ketika kunang-kunang dewasa, cahaya ini berfungsi sebagai alat komunikasi, salah satunya sebagai sinyal antara jantan dan betina untuk menarik perhatian.

Kunang-kunang tinggal pada tempat-tempat yang lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dihuni pepohonan. Kita sangat sulit melihatnya ketika berada pada daerah yang didominasi oleh cahaya lampu. Oleh karena itu, saya tidak pernah melihatnya di tempat tinggal saya. Pertama kali saya melihatnya yaitu pada saat saya datang ke kampung ayah saya di Pakpak Barat. Pakpak Barat merupakan daerah yang berada di pegunungan dan tentu saja masih banyak pepohonan yang tumbuh disekelilingnya. Tapi, kunang-kunang yang muncul hanya dua atau tiga saja. Saya tidak melihatnya bertebangan sangat banyak. Walaupun demikian, MasyaAllah, saya sangat takjub sekali melihatnya.

Pertemuan saya selanjutnya yaitu pada saat saya PBL di Desa Kebun Kelapa, Secanggang, Langkat. Selain banyak persawahan dan pepohonan, daerah tersebut masih terdapat sedikit sekali penerangan sehingga saya berkesempatan melihatnya. Dari kejauhan, saya melihatnya terbang di sekitar pohon. Saya terkejut karena saat itu kami baru tinggal di tempat tersebut :D. Setelah dilihat-lihat lagi, dan setelah diyakini teman-teman, benar itu adalah kunga-kunang yang lagi terbang.

Alhamdulillah, satu tahun belakangan, saya hijrah ke Jogja. Di Jogja, senang sekali melihatnya sesering ini. Setiap melewati jalan menuju kos dari merapi, banyak kunang-kunang bertebangan di atas sawah. Mata saya yang mengantuk menjadi tersadar melihatnya. Saya sangat menikmati pemandangan itu di tengah dinginnya dataran tinggi Merapi. Saya juga kaget ketika saya melihat terdapat kunang-kunang  di atas sawah dekat kos saya. Ternyata disini begitu mudah melihatnya. Walau dari kejauhan, hanya melihat cahayanya saja, itu sudah membuat saya takjub dan tersenyum. Betapa indahnya! :)

Namun, ada satu momen yang tak terlupakan...
Saat itu, saya datang ke rumah Mbak Anjas untuk sharing tugas Kuliah. Mbak Anjas salah satu teman di kampus yang paling enak untuk sharing tugas. Walaupun sedang hamil dan sudah memiliki tiga anak, saya selalu kagum dengan semangat kuliahnya Mbak Anjas.. :). Saat itu saya lagi Shaum. Teman-teman satu kos ngajak buka bareng. TetapiMbak Anjas sudah masak spesial buat saya (hehe, KeGeeRan). Saat itu Abad (anak ketiga Mbak Anjas) juga ingin saya lebih lama disana (hehe, Karena sesuatu). Jadi, saya memilih makan malam bareng di rumah Mbak Anjas. :D

Setelah salat magrib dan makan malam, saya izin pulang. Mbak Anjas dan Sakha, Ahsan, serta  Abad (anak-anak Mbak Anjas) mengantar saya ke depan Rumah. MasyaAllah. Karena tepat di depan rumah Mbak Anjas terdapat sawah, banyak sekali kunang-kunang berekalap-kelip yang bertebangan. Saya sampai takjub. Mbak Anjas dan anak-anaknya tertawa melihat sikap saya. Sakha langsung berlari mendekati kunang-kunang, lalu menangkapnya. Dengan semangat, Sakha memberikan kunang-kunang tersebut kepada saya. MasyaAllah, baru kali ini saya melihat kunang-kunang sejelas ini, tubuhnya yang kecil, tetapi mengeluarkan cahaya yang sangat indah. 

Cahayanya membuat saya takjub dan tersenyum. Terima kasih Sakha :)
Alhamdulillah.. Maha Sempurna Allah, Maha Pencipta semua makhlukNya....

Muara Enim



4 Ramadhan 1435 Hijriah







Minggu, 29 Juni 2014

Dipilih Menjadi No 1 (Perlebahan)


Trilogi kisah 3 lebah, akhirnya hadir juga untuk melengkapi... :D

Seperti yang diketahui sebelumnya, latar belakang (kayak skripsi aje kali :D) kenapa sih kita bertiga buat kisah ini, karena kak dina switi alias Ny. Zulqarnain itu loh yang penasaran kenapa persahabatan alias ukhuwah kita masih langgeng sampai sekarang (insyaAllah sampai ke Syurga), aamiin...

Eitss, tapi tunggu dulu masih ingetkan kita bertiga siapa aja. Ya benar, saya dipilih menjadi yang pertama dalam persaudaraan lebah ini. Terus lebah kedua si gadis ombo batu, Rahmi Fitri Laoli, dan lebah ketiga si gadis kelahiran Wonogiri, Sri Lestari Zhaw. Masih ingat jugakan kenapa saya menjadi lebah pertama, rahmi menjadi lebah kedua, dan si bungsu zhaw menjadi lebah ketiga? Siip deh kalau gitu :D.

Cerita ini dimulai dari lebah kedua, kemudian lebah ketiga. Dan selanjutnya saya. Baiklah saya akan menceritakan pertemuan pertama kami.

Pertama kali bertemu dengan lebah kedua..
Ingatan pertama kali bertemu dengan rahmi ketika semester pertama, saya melihatnya setelah selesai mata kuliah (apa gitu saya uda lupa). kala itu rahmi berteman dekat dengan sri erlina. Kesan pertama saya saat itu rahmi terlihat tidak banyak bicara. Saat saya ingin berbicara padanya dia hanya fokus dengan Sri Erlina. Jadinya saya urung untuk mengajaknya ngobrol. Masih inget gak mi’.. :D

Kemudian seperti yang rahmi ceritakan sebelumnya, kami satu kelompok tugas mata kuliah ke rumah sakit adam malik. Itu pertama kali interaksi kami yang dekat. Pada saat itu, saya masih merasa asing dengan Rahmi. mungkin, karena saya dan rahmi orangnya agak pendiam gitu sih.. :D
Itu sekilas pertemuan pertama saya dengan kedua lebah. Kami memutuskan untuk memilih minat yang sama, yaitu Kesehatan Lingkungan. Itu cikal bakal kenapa kami bisa menjadi dekat seperti ini. Dengan kekuatan cahaya iman, kami menggabungkannya menjadi penerang jalan-jalan kami.
 ***

Sepertinya, ingatan pertama saya dengan lebah ketiga berbeda dengan lebah ketiga sendiri :D. Saya tidak ingat sama sekali pertemuan yang diceritakan lebah ketiga, hehe :D ketika membaca kisahnya saya guling2 terbahak2 ditempat tidur.. Ups :D

Pertama sekali yang saya ingat pertemuan dengan lebah ketiga ketika...
Saat itu saya mencari tempat duduk untuk mengikuti satu mata kuliah masa-masa pertama kuliah. Lebah ketiga duduk bersama temen-temen yang dekat dengannya terlebih dahulu. Yang paling saya ingat dulu ada Meli dan Via. Sayapun meminta izin duduk di samping mereka. Saya berkenalan dengan mereka. Beberapa hari selanjutnya kami semua menjadi akrab. Seperti yang lebah kedua ceritakan, kami membuat geng Khadijah.


Oh iya sedikit cerita tentang geng khadijah. Geng ini terdiri dari delapan orang yaitu, saya, sri, meli, via, ulia, linda, nisa, dan dhani. Tujuan dibentuknya geng ini sebernarnya untuk mendirikan sebuah usaha, makanya kami beri nama khadijah. Khadijah binti Khuwailid Radhiyallahu’anha adalah Istri Rasulullah yang merupakan wanita terhormat sekaligus wanita pengusaha sukses pada zamannya. Tapi, geng ini belum sesukses ibunda Khadijah yang usahanya berkembang pesat. Usaha kami mandek ditengah jalan, mungkin karena kesibukan kuliah. Alhamdulillah, geng ini tetap eksis. Kami masih sering kumpul bareng, buka puasa bareng, mabit, dan yang paling seru, di akhir semester kami main bola kasti. Saya masih ingat, kami membeli pukulan bola kasti. Di pukulan itu tertulis “khadijah”. Tapi sayang, pukulan itu sekarang sudah tidak terlihat lagi jejaknya. :’(

Ditulisan rahmi sebelumnya tentang geng khadijah, saya selaku ketua geng (Ceilee) memohon maaf kalau perlakuan kami kelihatan gimana gitu ya, terutama saya.. maklum masih labil saat itu... :D

Baik kita lanjut tentang lebah ketiga..
Saya lebih dekat dengan lebih ketiga dari teman-teman di geng khadijah lainnya. Saya merasa lebah ketiga orangnya cerdas dan humoris dan ada keinginan menjadi lebih baik (jangan terlalu GR ya :D). Mungkin itu yang membuat ketertarikan saya untuk lebih dekat dengan lebah ketiga. Lebah ketiga juga banyak menemani saya kemana-mana. Hal itu sudah terlihat dari persahabatan kami di awal-awal. Saya masih ingat sekali lebah ketiga menemani saya mencari lembaga privat “Smart Club” (masih ingat tak? :D). Lembaga ini adalah lembaga less privat yang mencari guru-guru privat dari kalangan mahasiswa. Saya ingin mencari pengalaman dan berharap bisa mandiri sehingga ketika ada kesempatan ini saya langsung mengikutinya. Nah, lebah ketiga adalah orang yang pada saat itu mau menemani saya mencari kantor lembaga itu. Kami sebagai penghuni baru kota Medan sangat berani mencari alamat dengan modal alamat yang tertera di brosur. Akhirnya, setelah berjalan kesana kemari, kami menemukannya. Alhamdulillah :D.

Seperti yang lebah ketiga bilang, kami sudah sekufu sejak pertama. Satu kelompok lingkaran, satu kelas, satu peminatan, pake jilbab syar’i barengan, de el el. Kemudian, kami ikut lembaga dakwah fakultas dan kampus bareng, ikut kegiatan wirausaha kampus bareng. Sampai akhirnya saya merasa kalau bakalan di JOGJA bareng juga.
 ***

Berjalannya waktu, bergulir pula waktu kuliah kami. Semester demi semester telah berlalu. Cahaya-cahaya mushala FKMpun memancar ke hati-hati mahasiswa yang akan mendapat sibghatallah (celupan ilahi). Alhamdulillah saya dan dua lebah lain terkena pancaran itu. Tetapi rahmi terlebih dahulu yang berusaha memasuki islam secara keseluruhan. Pada saat tingkat II kuliah, ada penerimaan menjadi kakak mentoring, sementara saya belum merasa pantas untuk menjadi kakak mentoring. Namun, selanjutnya saya tahu bahwa berbagi tidak mesti mempunyai banyak ilmu, terpenting adalah sedikit ilmu yang bisa diberi dan terus menerus untuk mau berubah dalam kebaikan, karena dengan berbagi maka ilmu itu akan sendirinya bertambah untuk sipemberi.

Menjelang semester 6 kami bertiga berkunjung ke rumah saya di Batubara. Lebah ketiga ingin melihat pantai. Pastinya, jika dibandingkan dengan pantai kampung lebah kedua, pasti jauh banget, pantai di Nias jauh lebih indah. Tapi, terlalu jauh bagi kita untuk kesana. Akhirnya sebelum masuk kuliah semester 6 kita refreshing ke pantai dekat rumah saya, kemudian dilanjutkan ke kompleks perumahan Tanjung Gading (ada danau buatan yang bagus banget). Dua sepupu saya, bang arif sebagai supir dan kak yuni ikut menemani.

***

Masuk semester 6, kamipun memasuki masa-masa peminatan, kesehatan lingkungan. Saat ini kami semakin dekat. Dari geng khadijah lain yang masuk kesling hanya meli. Keakraban geng khadijah tidak seintens dulu. Saya dan lebah ketiga seakan-akan menjauh. Insyaallah tidak menjauh, mudah-mudahan itu hanya karena beda peminatan dan kegiatan lainnya yang kami berbeda dengan anak-anak geng khadijah. Tapi pada saat itu, meli tetap kompak banget dengan linda, meli, dan ulia. Sementara saya dan lebah ketiga semakin dekat dengan lebah kedua.

Peminatan yang sama mendekatkan kami bertiga. Disamping itu kami juga mengikuti LDF dan LDK bareng. Tapi, diantara kita bertiga, mereka berdua adalah seorang aktivis yang keren. Seperti yang sudah lebah ketiga kisahkan, Sejak 2011 mereka menjadi ketua dan sekretaris umum UKMI FKM USU. Pada awalnya saya diamanahi sebagai ketua bidang Humas. Tetapi, lagi-lagi, mereka sangat keren jauh dibandingkan dengan saya. Maaf, kala itu, jikalau saya kurang amanah ya ukhtifillah :(.

Memasuki semester 7, saat-saat dimana kami ke lapangan. Pertama Praktek Belajar Lapangan (PBL) dan kedua Latihan Kerja Praktek (LKP). Alhamdulillah, kami ditempatkan 1 kecamatan, kecamatan secanggang. Tetapi, saya dan kedua lebah lainnya ditempatkan di desa yang berbeda. Saya ditempatkan di Desa Kebun Kelapa sementara kedua lebah lain ditempatkan di desa lain yang sama. Semasa PBL, walau jarang bersama karena berada dimasing-masing pos, kami sesekali pulang dan pergi bareng secanggang-medan karena tiap sabtu minggu kami balik ke Medan.

Pada saat LKP, kami ditempatkan di tempat yang berbeda-beda. Saya di PDAM Tirtanadi, Rahmi di Pengolahann Limbah Cair Tirtanadi, dan Sri yang paling jauh di Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan. Saat-saat ini kami masih sering bareng karena tidak terlalu jauh dari kos-kosan dan walaupun sri harus sejam lebih di angkot perjalan ke Belawan, dia tetap pulang balik kos dalam satu hari. Hebat lebah ketiga :D

Memasuki semester delapan, saat dimana masa tersebut adalah masa-masa emas keskripsian kami bertiga. Galau judul. Galau teman-teman uda ada yang seminar proposal. Dan galau-galau yang lain mungkin menghinggapi kami bertiga. Berbarengan dengan berlalunya waktu, kepengurusan UKM FKM yang dipimpin oleh lebah ketiga direshufle. Pada saat itu, dengan sekretaris tetap, saya diamanahi menjadi Bendahara Umum. Inilah yang menjadikan kami semakin terlihat menjadi 3 gadis manis yang kompak :D. Kami dijuluki dengan “TrioUm”. Kalau seingat saya, pertama sekali julukan ini diberi oleh Oos alias Sovia aja alias Sovia (iya, namanya hanya terdiri dari lima huruf yang membentuk satu kata yaitu Sovia :D).

Sekitar pertengahan tahun 2012, Kami memutuskan untuk mengontrak rumah bareng agar semangat bersama-sama untuk mengerjakan skripsi dan lainnya selalu ada. Awalnya yang yang menempati rumah kontrak saya dan lebah kedua beserta sepupunya teman yang sedang bimbingan belajar di Medan. Kemudian setelah kami semester 9 (duh malu ‘_’, tapi semoga masa-masa yang lebih tersebut di kampus, tidak sia-sia, melainkan menjadikan kami semakin matang,, aamiin :) ), lebah ketiga dan beberapa temen di geng khadijah (Meli, Linda, dan Ulia) menghuni kontrakan kami. Tidak lupa juga, Kak Gema dan kak Inun juga menjadi penghuni, serta Sovia yang sempat diceritakan di atas juga merupakan satu anggota rumah kontrakan kami. Wah rame banget ya.

Duh, rasanya sedih dan senang kalau mengenang kisah-kisah di rumah kontrakan kami. Lagi-lagi, mungkin karena saya salah satu penghuni pertama di Rumah Kontrakan, saya diangkat menjadi ketua. Di rumah tersebut kami membuat jadwal piket, piket masak, mencuci piring dan membersihkan rumah. Dan ada juga tausyiah minggu pagi yang beberapa kali kami laksanakan. Dan tak lupa pula, ada les bahasa Arab di rumah kontrakan kami :D. Ustadzah lulusan Mesir, Ustadzah fadhilah yang alhamdulillah baru-baru saja menikah, menjadi pengajar kami. Beliau sangat baik sekali datang ke rumah kontrakan kami untuk mengajarkan bahasa Arab, bahasa Quran :’). Saya sangat berterimakasih sudah berbaik hati tiap selasa dan jumat malam mengajarkan kami bahasa Arab. Dan juga, Ustadzah Fadhilah telah mengajarkan saya Tahsin Qur’an. Semoga Ilmu yang diberikan ustadzah tetap mengalir dan menjadi pahala yang tiada putusnya. Tak ketinggalan, Kak dina switi (masih ingatkan siapa J) juga ikut les bahasa Arab di Rumah kami.

Kalau teringat masak-memasak, kala itu kami makannya dijatah, terkadang orang yang makan terakhir hanya tersisa sedikit saja. Hiks.. tapi walaupun demikian, kita membuktikan bahwa kita bisa menikmati hidup dengan sederhana dan saling berbagi (walau.. seperti itu, terkadang yang terakhir hanya tersisa sedikit lauk dan kehabisan sayur :D).

Dan yang selalu diingat, kalau makanan sudah habis untuk sarapan, kita sering sekali membeli Mie balap. Baiklah saya akan memperkenalkan Mie Balap (Sarapan khas mahasiswa Medan, barangkali di luar Medan banyak yang tidak tahu :D). Mie balap itu adalah mie yang ditumis dan dimasak dengan dibolak-balik oleh sang koki secara cepat. Mie balap ada dua jenis yaitu mie balap dari bihun atau kwitiau. Jangan kira, makanan ini dijual di warung makan bahkan restoran, makanan ini di jual kaki lima pinggir jalan. Tapi rasanya itu enak banget, ngangeni. kalau ke Medan, Mie Balap insyaAllah saya beli :D.

Lanjut tentang rumah kontrakan kami, banyak kegiatan yang terjadi di dalamnya. Banyak usaha-usaha yang kita jalani. Seperti yang sudah lebah kedua ceritakan, rumah kontrakan kami diberi dengan nama AnNahl (lebah) karena kak Inun menjual Madu. Madu, seperti yang kita ketahui, dihasilkan oleh lebah. AnNahl juga memiliki makna yang bagus, oleh karena itu kami pilih AnNahl menjadi nama rumah kontrakan Kami :D.

Di Annahl, saya juga menjalani usaha, usaha coklat. Usaha coklat saya beri nama L’Chocolate. Fotografi dan toko onlinenya dipegang oleh lebah kedua dan tim kreatif ada lebah ketiga dan Oi. Sebenarnya, banyak yang bisa saya ceritakan tentang perjalanan usaha coklat ini. Semua penghuni rumah yang mempunyai waktu luang ikut terlibat membuat coklat. Waktu itu, Linda sangat telaten banget. Banyak coklat-coklat yang dihasilkannya setiap hari :D. Teman-teman yang mencetak coklat mendapatkan fee per kilogram coklat. Sampai-sampai, pada saat itu, Oos menyebut saya Nyonya. Kemudian teman-teman pada ikut-ikutan memanggil saya Nyonya. Hehe, ngerasa gimana gitu ya. Tapi, saat ini usaha coklat berhenti. Mudah-mudahan kedepannya bisa tetap lanjut. Aamiin.

AnNahl atau yang artinya lebah akan berhubungan dengan kenapa kami menjadi 3 lebah. Kami memang terlihat kompak, mulai dari menjadi Trio Um, tinggal di satu kontrakan yang sama, dan sampai-sampai bulan kelahiran kamipun sama yaitu bulan april. Bulan April tahun 2013pun tiba. Saat itu, ada dua kakak yang baik hati yang memberi kami dua kue ulang tahun. Kak Nina dan kak Dina memberi kami kue ulang tahun di hari yang berbeda. Benar, 1 kue ulang tahun untuk kami bertiga, merangkap gitu :D. Alhamdulillah, bagaimanapun kami sangat-sangat bersyukur mempunyai kakak yang sangat baik memberikan rasa sayang kepada kami di setiap saat dan juga saat kami ulang tahun.


Nah, di kue ulang tahun dari kak Dina, tertuliskan 3 Lebah, Winni, Rahmi, Sri. Inilah awalnya kenapa kami dipanggil 3 lebah. kalau urutannya, saya dipilih menjadi Lebah pertama, Rahmi Lebah kedua, dan Sri lebah ketiga karena, dari kami bertiga, saya lahir duluan diikuti Rahmi dan Sri. Kalau kata sri ada beberapa alasan lain. Masih ingatkan, mungkin bisa dibaca cerita lebah ketiga lagi ya :D.

Alhamdulillah, walau kami bertiga berada di tempat-tempat yang berbeda sejak bulan Juni 2013, sampai sekarang kami masih berkomunikasi dengan baik. Mungkin ini yang membuat kak dina kala itu bertanya kenapa kami masih kompak. Jawabannya dari winni adalah selain banyak kesamaan yang telah kami miliki, karena sejak awal kami sudah diberi pancaran iman yang memberikan kami cahaya. Walaupun iman itu turun naik, mudah-mudahn iya takkan akan redup. Walau kadang kala diantara kami ada yang memiliki iman yang turun, yang lain tetap memberikan cahayanya.

Harapan, terutama mengingatkan lebah pertama, kita harus tetap saling mendoakan. Walau diantara kita tidak ada yang tahu ada yang sedang berdoa untuk yang lain, tapi tetap lakukanlah. Karena itulah penghubung cahaya-cahaya kita.

Salam Rindu Ukhtifillah


1 Ramadhan 1435 H

Rabu, 12 Februari 2014

buat lagu cinta

Liburan semester 1 ini masih berkesempatan pulang kampung dan pasti ketemu dengan saudara kandung, sepupu, keponakan, nenek, kakek, wawak, oom, tante...
Dan cucu dan cicit kakek nenek banyak banget, kalau uda kumpul pasti rame...
Salah satu sepepu dari anak oom, namanya ariqoh, minta buatkan PR. Okelah kalau pelajaran MM, BI, atau lainnya bisa diajarin, nah ini dia minta buatin PR malah...
Dan yang lebih mengejutkan lagi gurunya suruh buat tugas menulis lirik lagu dgn tema "c.i.n.t.a"...-o-
Yah, melihat wajahnya penuh harapan, sayapun enggan menolak permintaannya... -_-
Berfikir...berfikir... apa yang harus ditulis.... '_'
Gurunya juga memberi arahan lirik lagu yg dibuat harus abab, aabb, aaaa...
Akhirnya tangan ini mulai bergerak, dengan coret sana coret sini, tertulislah lirik lagu seperti ini...

"Ku disini tetap setia menjaga cinta
Biarlah orang berkata apa ku tetap setia
Hanya Tuhan yang tahu
Apa yang sedang kurindu

Cinta tak mungkin dibagi
Sebelum adanya ikatan suci
Meski ku merindui
Biar Tuhan meridhoi

Disetiap sujudku
Ku selalu berdoa
Hadirmu kutunggu
Seseorang yang kurindu

Walau rindu tak terbendun lagi
Kutetap sabar menjaga cinta suci
Ku yakin kan segera datang menemui
Hatiku yang merindui"

Ahhaii...
Di atas itu apa ya...
Curcol atau gimana ya... :D
Walah ndak tau benar atau kagak...
Yang penting bisa bantu sepupu buat tugas^_^

♡simpang kebun kopi, 9 Januari 2014

Jumat, 06 September 2013

alhamdulillah, akhirnya bisa masuk ke 'my other world'

alhamdulillah...
masuk lagi ke blog saya...
setelah sekian lama tidak masuk2 gegara lupa email n password... eh tadi dicoba, bisa... hore...hore... berhasil...


oia, alhamdulillah... sekarang uda status baru nie... mahasiswaesdua nya UGM... :)

insyaAllah, sering2 nulis disini dech.. tentang pengalaman esdua dan seterusnya... pasti sseru dan semoga bermanfaat...:)

Selasa, 26 Maret 2013

masuk harian Sumutpos (hanya koran daerah) rasanya ... itu sesuatu :)


http://www.hariansumutpos.com/arsip/?p=60580


Daur Ulang Sampah

Posted on  by ipoel

Winni Re Tumanggor

Ramadan harus diisi dengan hal-hal atau kegiatan yang bermanfaat. Karena pada prinsifnya semua kegiatan yang dilakukan selama Ramadan
dihitung ibadah oleh Allah.
Itu lah yang melatarbelakangi Winni RE Tumanggor Peserta Miss Fire Rabbani 2010 itu selalu menyibukkan dirinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif. Seperti, membuat kerajinan tangan dari sampah-sampah daur ulang.
Misalnya, dari sebuah kardus bekas bisa dibentuk menjadi sebuah celengan. Dan dari bahan-bahan lainnya, menjadi hiasan-hiasan yang memiliki nilai komersil.
“Sejak saya tinggal di Medan mulai dua tahun lalu, saya tertarik untuk memanfaatkan barang-barang bekas atau yang orang kenal dengan istilah daur ulang. Saya selalu buat kerajinan tangan itu, biasanya waktu tidak ada kegiatan lain seperti kuliah dan sebagainya. Jadi praktis, saya hanya membuat kerajinan tangan itu pada hari Minggu saja,” kata gadis berusia 20 tahun kelahiran Indrapura, 15 April 1990 tersebut.
Memang wajar, jika dara yang akrab disapa Winni ini hanya bisa mengerjakan daur ulang barang-barang bekas di hari Minggu saja. Pasalnya, setiap harinya Winni selalu menghabiskan waktunya di kampus nya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) dari pukul 13.30 WIB sampai pukul 15.30 WIB.
Mengenai kemampannya mendaur ulang barang bekas itu, anak pertama dari empat bersaudara pasangan Darwinsyah Tumanggor dan Suriani Sumadi ini, memiliki obesesi untuk menjadi seorang enterpreuner alias wiraswastawan alias pengusaha.
“Sekarang lagi concern mengikuti program Student  Enterpreunership Center yang diselenggarakan oleh Biro Rektor USU. InsyaAllah bisa menang lomba yang rencananya akan digelar pada tanggal 18 September nanti. Kalau menang, kan bisa buat nambah modal. Jadi bisa buka usaha kecil-kecilan,” ungkap alumni SMUN I Indrapura tersebut.
Tidak sampai disitu saja, dengan padatnya kegiatan yang dijalaninya itu, Winni tidak langsung kembali ke kosnya, karena masih memiliki kegiatan lainnya seperti, kegiatan organisasi serta aktivitas lainnya.
“Kuliah dari Senin hingga Kamis. Di hari itu juga selesai jam kuliah, selalu mengikuti kegiatan lainnya di organisasi seperti, rapat, buka puasa bersama dan sebagainya. Hari Jumat sampai Sabtu juga, kadang ada kegiatan lainnya. Jadi, baru pulang ke kos biasanya malam sebelum tarawih,” terang gadis berdarah Jawa-Batak itu.
Untuk persoalan menu, sudah menjadi kebiasaan anak kos adalah tidak terlalu ingin yang ribet. Begitu pula yang dilakukan oleh gadis yang tercatat sebagai anggota organisasi Panitia Hari Besar Islam (PHBI) FKM USU ini.
Enaknya lagi, ibu kosnya telah menyediakan menu berbuka dan sahur untuk setiap harinya.
“Alhamdulillah, di kos sudah disediakan. Jadi nggak repot-repot lagi,” tuturnya.
Seperti orang-orang pada umumnya, Winni juga memiliki target yang ingin diraihnya selama Ramadan tahun ini. Target itu adalah untuk menamatkan membaca Alquran alias khatam.
“Targetnya sih pengen bisa khatam. Memang selama ini, setelah salat wajib atau sunat, saya selalu menyempatkan diri untuk tadarus. Minimal setia tadarus, bisa baca dua lembar. Jadi kalau salat lima waktu sehari semalam, Insya Allah bisa satu juz juga,” tutupnya. (ari)