Selasa, 01 Juli 2014

Cahaya itu Mengubah Rasa: Kunang-kunang Malam


Cahaya itu sangat indah di tengah gelapnya malam. Cahaya indah itu bergerak-gerak kesana kemari. Cahaya indah itu berkelap-kelip menyampaikan pesan. Cahaya itu bukan berasal dari benda mati seperti halnya lampu, tetapi cahaya kecil itu berasal dari mahluk hidup ciptaan Allah Swt.

Kunang-kunang diciptakan Allah dengan sempurna dan unik. Allah melengkapi tubuhnya dengan zat kimia khusus, yaitu lusiferin, dan enzim yang disebut lusiferase. Zat-zat tersebut bekerja dan bereaksi dengan oksigen kemudin menghasilkan energi.  MasyaAllah. Kunang-kunang  merupakan penghasil energi cahaya paling efisien yang berasal dari alam.  Hampir 100% energi yang dimilikinya akan disalurkan menjadi cahaya. Hal ini sangat signifikan apabila dibandingkan dengan bohlam yang hanya sekitar 10 % energinya sebagai cahaya dan selebihnya menjadi panas. Karena kunang-kunang tidak menghasilkan panas, maka cahaya yang dihasilkannya sering disebut sebagai cahaya dingin (Luminescence).

Selain terlihat indah, Allah melengkapi cahaya pada kunang-kunang karena memiliki banyak manfaat untuk kunang-kunang itu sendiri. Pada saat larva, cahaya ini dapat melindungi larva dari gangguan predator. Ketika kunang-kunang dewasa, cahaya ini berfungsi sebagai alat komunikasi, salah satunya sebagai sinyal antara jantan dan betina untuk menarik perhatian.

Kunang-kunang tinggal pada tempat-tempat yang lembab, seperti rawa-rawa dan daerah yang dihuni pepohonan. Kita sangat sulit melihatnya ketika berada pada daerah yang didominasi oleh cahaya lampu. Oleh karena itu, saya tidak pernah melihatnya di tempat tinggal saya. Pertama kali saya melihatnya yaitu pada saat saya datang ke kampung ayah saya di Pakpak Barat. Pakpak Barat merupakan daerah yang berada di pegunungan dan tentu saja masih banyak pepohonan yang tumbuh disekelilingnya. Tapi, kunang-kunang yang muncul hanya dua atau tiga saja. Saya tidak melihatnya bertebangan sangat banyak. Walaupun demikian, MasyaAllah, saya sangat takjub sekali melihatnya.

Pertemuan saya selanjutnya yaitu pada saat saya PBL di Desa Kebun Kelapa, Secanggang, Langkat. Selain banyak persawahan dan pepohonan, daerah tersebut masih terdapat sedikit sekali penerangan sehingga saya berkesempatan melihatnya. Dari kejauhan, saya melihatnya terbang di sekitar pohon. Saya terkejut karena saat itu kami baru tinggal di tempat tersebut :D. Setelah dilihat-lihat lagi, dan setelah diyakini teman-teman, benar itu adalah kunga-kunang yang lagi terbang.

Alhamdulillah, satu tahun belakangan, saya hijrah ke Jogja. Di Jogja, senang sekali melihatnya sesering ini. Setiap melewati jalan menuju kos dari merapi, banyak kunang-kunang bertebangan di atas sawah. Mata saya yang mengantuk menjadi tersadar melihatnya. Saya sangat menikmati pemandangan itu di tengah dinginnya dataran tinggi Merapi. Saya juga kaget ketika saya melihat terdapat kunang-kunang  di atas sawah dekat kos saya. Ternyata disini begitu mudah melihatnya. Walau dari kejauhan, hanya melihat cahayanya saja, itu sudah membuat saya takjub dan tersenyum. Betapa indahnya! :)

Namun, ada satu momen yang tak terlupakan...
Saat itu, saya datang ke rumah Mbak Anjas untuk sharing tugas Kuliah. Mbak Anjas salah satu teman di kampus yang paling enak untuk sharing tugas. Walaupun sedang hamil dan sudah memiliki tiga anak, saya selalu kagum dengan semangat kuliahnya Mbak Anjas.. :). Saat itu saya lagi Shaum. Teman-teman satu kos ngajak buka bareng. TetapiMbak Anjas sudah masak spesial buat saya (hehe, KeGeeRan). Saat itu Abad (anak ketiga Mbak Anjas) juga ingin saya lebih lama disana (hehe, Karena sesuatu). Jadi, saya memilih makan malam bareng di rumah Mbak Anjas. :D

Setelah salat magrib dan makan malam, saya izin pulang. Mbak Anjas dan Sakha, Ahsan, serta  Abad (anak-anak Mbak Anjas) mengantar saya ke depan Rumah. MasyaAllah. Karena tepat di depan rumah Mbak Anjas terdapat sawah, banyak sekali kunang-kunang berekalap-kelip yang bertebangan. Saya sampai takjub. Mbak Anjas dan anak-anaknya tertawa melihat sikap saya. Sakha langsung berlari mendekati kunang-kunang, lalu menangkapnya. Dengan semangat, Sakha memberikan kunang-kunang tersebut kepada saya. MasyaAllah, baru kali ini saya melihat kunang-kunang sejelas ini, tubuhnya yang kecil, tetapi mengeluarkan cahaya yang sangat indah. 

Cahayanya membuat saya takjub dan tersenyum. Terima kasih Sakha :)
Alhamdulillah.. Maha Sempurna Allah, Maha Pencipta semua makhlukNya....

Muara Enim



4 Ramadhan 1435 Hijriah







4 komentar:

  1. Senengnya.....bisa bikin winni bahagia dengan cara sederhana

    BalasHapus
  2. sihiiiiy, menggenggam cahaya :D

    love it..!!!!!

    semangat menulis mbak wini :D

    BalasHapus

Enjoy your visiting.. Please, leave your comment.. :)